Sabtu, 05 Maret 2011

HUKUM YANG UTAMA DAN TERUTAMA


"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Matius 22:36-40

Pada dasarnya, kita ini cenderung mudah untuk menunjuk, dengan jari telunjuk, tentunya..:))


Coba perhatikan, ketika satu jari telunjuk mengarah ke orang lain,

ternyata 4 jari yang lain mengarah ke diri kita sendiri.


Ini berbicara tentang konsep introspeksi diri, yang semestinya punya porsi 4 kali lebih banyak dari pada "menunjuk" kesalahan dan kejelekan orang lain.


Pada saat kita melihat ke lingkungan kita, yang paling mudah terlihat adalah kesalahan dan kejelekan orang lain.


Itu sebabnya acara gosip infotainment masih laris dan cenderung lebih di sukai penonton, sampai sekarang.


Saya ingin mengingatkan diri sendiri, dan mengajak mereka yang mau, yang bersedia:

Untuk mencoba berpikir dari sudut lain.. yaitu dari sudut pandang "Hukum yang utama dan terutama"


Apa itu hukum yang utama dan terutama?

1. KASIHILAH TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEGENAP HATIMU DAN DENGAN SEGENAP JIWAMU DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU

2. KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA SEPERTI DIRIMU SENDIRI


Dua hukum tersebut di atas dikatakan mempunyai bobot yang sama.


Lalu bagaimana prakteknya?


Yang gampang-gampang aja..


Coba kita lihat, kalau ada seseorang, beberapa orang, atau sebuah keluarga, tertimpa masalah..

Dan masalah tersebut, adalah masalah yang secara umum, akan di pandang sebagai "aib"..


Bagaimana kita akan bersikap terhadap seseorang, beberapa orang, atau sebuah keluarga tersebut?


Apakah kita cenderung untuk "ngomongin" kejelekan2 mereka?


Ataukah kita simpan dalam hati mengenai semua informasi tentang "aib" mereka itu,

lalu kita bawa mereka dalam doa kita?


Akankah kita memohon kepada Tuhan untuk pemulihan mereka?


Atau akankah kita malah makin antusias dan malah ikut menyebar-nyebarkan,

kalo ada informasi2 yang makin menjelekkan mereka?


Pilihan-nya ada di tangan kita..

dan marilah kita, sekali lagi, introspeksi diri..


Apakah kita sudah mengasihi Tuhan kita dengan segenap hati

dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi kita?


Apakah kita sudah mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri??


God bless u all.. ^o^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar