Kamis, 12 November 2009

SUDAHKAH KITA MELIHAT DENGAN MATA-NYA TUHAN?


Ketika seseorang di anggap "aneh".. atau "tidak biasa".. maka biasa-nya lingkungan
sekitarnya akan "menceritakan".. "membuat jadi topik pembicaraan"..
atau bahkan.. bisa juga "membuat jadi bahan tertawa-an"..

Pernahkah kita coba menempatkan diri sebagai orang yang jadi bahan cerita atau bahan
tertawa-an tersebut.. ? Bagaimana-kah rasa-nya di tertawakan.. ? Bagaimanakah
rasanya di "bicara-kan" di "belakang" kita?

Tidak bisa saya pungkiri, bahwa, kadang tawa saya bisa otomatis meledak, saat ada
peristiwa yang "aneh" & "lucu" sedang jadi topik pembicaraan di sekitar saya.. Tapi
sesaat setelah tawa saya "meledak".. hati nurani saya segera terusik & segera saya
menyesal.. duhh.. kenapa ya kok saya nggak bisa menahan ketawa saya..

Hari Senin, 9 November 2009, saya mengikuti sebuah acara, dan salah satu pokok
bahasan yang sangat penting buat saya adalah bahwa kita harus melihat segala
sesuatu dengan mata-nya Tuhan.. ini arti-nya.. se-"aneh" apa-pun, atau se-"tidak biasa"
apa-pun seseorang, kita harus berusaha melihat dia dari sudut pandang Tuhan, dengan
hati Tuhan, dengan mata Tuhan..

Seturut iman saya, setiap orang berharga di mata Tuhan, Tuhan saya mati di kayu salib
buat menebus dosa setiap orang yang mau percaya dan di selamatkan..

Yohanes
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal..

I Timotius 2:3 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,
2:4 yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan
akan kebenaran.

Kira-kira begitu-lah firman Tuhan yang saya pelajari dan saya percayai, yaitu :
1. Bahwa Tuhan begitu mengasihi kita, sehingga IA mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal..
2. Dan satu hal lagi, yaitu bahwa Tuhan, sang Juruselamat itu, menghendaki supaya
semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

Jadi, kalo Tuhan saja melihat setiap orang berharga di mata-Nya.. lalu siapakah kita,
sehingga kita bisa mentertawakan sesama manusia? Siapakah kita, sehingga kita bisa
menghakimi sesama manusia? Siapakah kita, sehingga kita tidak ber-belas kasih pada
sesama kita?