Perjalanan rohani saya di masa anak-anak bukanlah sebuah perjalanan yang ideal. Dengan seorang papa yg "budha KTP" dan mama "simpatisan katolik".. saya di biarkan meng-eksplorasi sendiri kemana iman saya akan pergi.
Dalam himpitan ekonomi yang tidak ringan,.. tentu tidaklah cukup waktu bagi orang tua saya untuk memupuk bagaimana iman seharusnya bertumbuh.
Jangankan untuk menumbuhkan iman anak-anaknya,.. untuk bertahan hidup saja mereka sudah cukup pusing.
Saya hanya punya seorang kakak laki-laki yang lima tahun lebih tua (di masa itu mama saya sudah sadar KB demi masa depan anak-anaknya). Pertumbuhan iman kami, anak-anaknya.. di serahkan sepenuhnya ke sekolah katolik dimana kami di sekolahkan.
Kakak laki-laki saya bahkan sempat belajar bahasa arab di sebuah tempat ibadah dekat rumah kami. Dan saya sendiri,.. sempat ikut tetangga ke Vihara, sempat baca-baca buku kuno tentang ilmu rajah tangan & wajah,.. sempat baca-baca Al-quran (terjemahannya)... baca buku telepati, primbon dan seterusnya..
Ya, pernah juga sih di ajak tetangga ikut Sekolah Minggu.. tapi menjelang Natal saya ngambek nggak mau ke sekolah Minggu lagi, sebab guru sekolah Minggu-nya berkata seperti ini :
"Anak-anak.. ke sekolah Minggu-nya jangan waktu mau Natal aja supaya dapat kado, ya.. !!"
Saya tersinggung,.. dan sekecil itu (kira-kira masih TK) saya sudah punya sikap :
"Huhh..!! Emangnya aku ke Sekolah Minggu karena mau kado ! Sudah, nggak ke Sekolah Minggu juga nggak pa pa.. Nggak patek-en!! Nggak butuh!!"
("Nggak patek-en" adalah ungkapan bahasa jawa yang menunjukkan kekesalan yang teramat sangat)..
Hmm.. hati-hati guru sekolah minggu.. jangan buat anak kecil tersinggung he he..
Tetapi Puji Tuhan.. selain segala pengalaman yang beragam dan semua bahan-bahan bacaan di atas, di rumah saya juga ada Alkitab.. yang saat itu adalah sumber bacaan yang tak pernah habis buat saya.Jadi,.. disamping bahan bacaan "gado-gado" yang membuat di otak saya "rancu" tentang profil "TUHAN" yang sebenarnya... setidaknya saya juga masih punya data tentang profil "TUHAN" dari Alkitab.
Apa yang saya rasakan waktu kecil, bukanlah sebuah pengalaman yang menyenangkan.
Saya cuma tahu bahwa TUHAN itu ada,.. dan bunuh diri itu dosa.
Saya cuma tahu bahwa hidup ini menderita, tapi tidak boleh bunuh diri.
Saya cuma tahu bahwa semua agama pasti mengajarkan yang baik.
Sebagai seorang anak yang lahir dari pasangan yang menikah muda
(papa 21 th dan mama 16 th waktu mereka menikah)..
saya tumbuh dengan kondisi seadanya.. jasmani dan rohani..
Yang ter-rekam dalam ingatan saya,.. Cari uang itu susah sekali.
Saking prihatin-nya.. suatu hari, dengan kemauan sendiri, saya makan nasi dengan lauk garam saja.. karena kasihan pada mama yang begitu susah mencari uang.
Sebagai anak-anak,.. yang saya tahu, saya harus membela dan melindungi mama saya.
Di mata saya, mama adalah sosok pejuang untuk keluarga.
Sebab,.. di mata saya, papa bukanlah sosok papa yang saya harapkan.
Berkat perjuangan mama, sesusah apapun kehidupan kami,.. tidak pernah saya merasakan lapar di masa kecil.
Karena itu, segalak apapun mama, saya tetap sayang dan hormat padanya,.. bahkan di masa-masa sebelum saya kenal Tuhan lebih dekat.
Karena itu, segalak apapun mama, saya tetap sayang dan hormat padanya,.. bahkan di masa-masa sebelum saya kenal Tuhan lebih dekat.
Dan saya tau, generasi mama saya itu memang adalah generasi yang tidak terbiasa mengungkapkan rasa sayang dengan kata-kata.
Satu-satunya kata "sayang" dari mama, saya dapatkan hanya sekali saja dalam seumur hidup saya,.. itupun di tulis dalam surat bersama paket, yang di tujukan ke alamat kost saya.. waktu pertama kali saya kost di Jakarta.
Saudaraku terkasih,.. masa kecil saya bukanlah suatu pengalaman yang menyenangkan,..
bahkan kalau mau di bilang.. dalam segala keterbatasan dalam masa kecil,..di tengah ke"tidak-mengerti"an saya.. untunglah Tuhan masih menjaga jalan hidup saya, supaya tetap di jalanNYA.
Saya berharap masa kecil saya yang sederhana ini bisa menjadi pelajaran,
supaya anak-anak kecil yang lain tidak perlu mengalami jatuh bangun jasmani rohani, dalam"kerancuan" Iman seperti saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar