Minggu, 11 April 2010

Detik-detik menjelang kematian..


Sebuah pengalaman pribadi yang pertama kali aku alami,
adalah melepas kepergian mama-ku.. Mulai dari kesulitan
beliau untuk bernapas.. sampai pada ketakutan beliau
menjelang saat-saat terakhirnya.. "Aku jangan di tinggal.. aku
jangan di tinggal.. !!" begitu kata-nya, sambil memeluk kakak
ipar-ku yang dengan setia mendampingi di sebelah kiri
pembaringan-nya di ICU.. sementara aku sendiri
mendampingi beliau di sebelah kanan pembaringan-nya. Tak
lama setelah beliau memeluk kakak ipar-ku.. kemudian
posisi beliau berbalik menghadap ke arahku, tangan kirinya
mendarat di punggung kananku.. wajahnya menghadap ke
arahku.. kulihat nafas-nafas terakhirnya meluncur satu-satu..

Tak lama kemudian.. seorang perawat menyarankan untuk
mengembalikan posisi mama ke posisi terlentang.. dimana
hal itu membuat beliau semakin kesulitan bernafas.. Aku
melihat mama kesulitan mengendalikan air liur-nya, dan ku
minta perawat untuk membersihkannya dengan alat
penyedot khusus.. Selesai di bersihkan,.. sang perawat
minta aku untuk menyapa mama, karena rupanya terlihat
tanda-tanda kesadaran mama sudah menurun.. Segera ku
sapa mama.. "Ma.. mama.. gimana ma.. apa sudah enak-an
nafas-nya?.." Tak ada reaksi. Jadi ku sapa mama sekali
lagi.. "Mama.. gimana ma apa udah lega nafas-nyaa?"..
Tetap tak ada reaksi. Pandangan matanya kosong..

Sang perawat segera membisik-kan di telinga-ku.. supaya
aku siap mental.. katanya.. "Kondisi mama sudah sangat
menurun.. harap siap mental.. berdoa saja.."
Aku tanya, apakah kakak ipar-ku juga sudah di beritahu hal
yang sama.. ternyata belum.. maka aku minta sang perawat
untuk memberitahu kakak iparku yang sedang tegang itu..

Maka sementara para perawat sedang berusaha
mengembalikan detak jantung dan nafas mama (sambil
mereka berusaha menghubungi dokter jaga).. kami (aku &
kakak ipar-ku) sama-sama berdoa,.. berdoa buat mama
yang kami sayangi.. Tak putus-putus-nya hati-ku memohon
kepada Tuhan Yesus.. Tuhan.. tolong lepaskan mama dari
penderitaan-nya.. Tuhan Yesus tolong mamaku.. aku mohon
belas kasihanMu.. tolong lepaskan mama-ku dari segala
penderitaan-nya.. mohon ampuni segala dosa-nya..

Tak lama kemudian seorang dokter datang.. dan mengambil
alih usaha untuk mengembalikan detak jantung dan nafas
mamaku.. tidak lama.. kira-kira beberapa menit kemudian,
sang dokter menggeleng-gelengkan kepalanya sambil
memandangku.. "Sudah tidak bisa.." begitu katanya. Aku
berusaha mempertegas kalimat dokter tersebut.. "Jadi,
mama saya sudah pergi, Dok?.. "Iya.." Jawab sang dokter
tersebut sambil mengangguk, dan segera melihat kearah
jam dinding dan jam tangan-nya.. "Waktu sekarang
menunjukkan jam 12.55"

Dan.. begitu saja.. hanya selang beberapa detik telah terjadi
perpindahan dari alam kehidupan menuju alam kematian.

Yang pertama kurasakan adalah kelegaan, bahwa mamaku
sudah terlepas dari penderitaannya yang berkepanjangan..
maka segera aku mengucapkan "Selamat jalan ya Ma".. Lalu
aku menghampiri mamaku, aku cium pipi kiri dan kanan-
nya.. juga kening-nya.. aku peluk mama untuk terakhir kali-
nya sambil ku ucapkan.. "mama.. mama sekarang sudah
tenang ya.. sudah ketemu sama Tuhan Yesus yaa.."

Selanjutnya yang terlintas di pikiranku adalah.. betapa
tipisnya jarak antara hidup dan mati. Dalam sekejap saja
semua yang di cari mamaku seumur hidupnya menjadi tak
berarti lagi.

Kemudian perasaanku menjadi campur aduk tidak karuan.
Antara sedih.. dan kesadaran bahwa aku seharusnya lega..
karena mamaku sudah tidak menderita lagi.

Sekali lagi terlintas di pikiranku.. betapa tipis-nya batas
antara hidup dan mati.. Betapa singkat rasanya waktu untuk
kita menjalani kehidupan ini.. Lalu aku merenungkan lagi,
ahh.. jelas sudah, bahwa hidup ini memang singkat.. dan tak
tahu kapan Tuhan akan panggil kita.

Dan beberapa pertanyaan untuk di renungkan-pun jadi
terlintas di pikiranku:
1. Apakah yang sudah kita kerjakan selama kita hidup?
2. Apakah hidup kita sudah menjadi berkat buat orang lain?
3. Apakah kita sudah hidup untuk Tuhan?
4. Apakah kita sudah menghargai dan mensyukuri setiap
detik yang Tuhan karuniakan dalam hidup kita?
5. Kalau sewaktu-waktu Tuhan mau panggil kita, apakah kita
sudah siap?

Mama, selamat jalan.. aku sungguh berharap mama
mendapat tempat yang baik di sisi Tuhan Yesus, di mana
mama tidak akan lagi harus menanggung penderitaan dunia.

Terimakasih Tuhan, sebab melalui peristiwa ini, aku jadi
semakin menghargai dan mensyukuri setiap peristiwa yang
terjadi, didalam setiap detik kehidupan yang Kau anugrahkan
padaku. Terpujilah Kau Tuhan.. Haleluyah.. Amenn ;p